Paper Mario, waralaba tercinta yang telah menjadi bagian dari komunitas game selama lebih dari dua dekade, telah menyaksikan evolusinya yang adil. Dari permulaannya yang sederhana di Mario RPG hingga iterasi terbarunya di Origami King, seri ini secara konsisten mendorong batasan dari apa yang bisa dilakukan oleh game Mario. Namun, perjalanan ini bukannya tanpa rintangan dan belokan, yang mengarah pada transformasi dari ketulusan menjadi kecerdikan yang patut ditelusuri.
Seri Paper Mario dimulai dengan Super Mario RPG: Legend of the Seven Stars, sebuah game yang menyimpang dari game platforming tradisional yang terkenal dengan Mario. Game ini memperkenalkan elemen RPG ke dalam dunia Mario, menciptakan perpaduan unik antara aksi dan strategi yang diterima dengan baik oleh penggemar dan kritikus. Kesuksesan game tersebut membuka jalan bagi terciptanya Paper Mario, sebuah game yang mengambil elemen RPG dari Mario RPG dan menggabungkannya dengan estetika kertas yang unik.
Paper Mario asli, dirilis di Nintendo 64 pada tahun 2000, merupakan angin segar dalam franchise Mario. Estetika kertas gim ini bukan hanya gimmick visual, tetapi juga diintegrasikan ke dalam mekanisme gim. Kisah gim ini juga lebih kompleks dan emosional daripada gim Mario sebelumnya, memberi pemain hubungan yang lebih dalam dengan karakter dan dunia yang mereka jelajahi. Ketulusan dalam mendongeng dan gameplay membuat Paper Mario menonjol dari game lain dalam waralaba.
Namun, seiring berjalannya seri, itu mulai menjauh dari akarnya. The Thousand-Year Door, meski tetap mempertahankan estetika kertas dan elemen RPG, memperkenalkan mekanisme gameplay baru yang kurang diterima dengan baik oleh para penggemar. Super Paper Mario benar-benar meninggalkan elemen RPG demi gameplay platforming, yang mengarah ke ulasan beragam dari penggemar dan kritikus.
Game terbaru dalam seri ini, Sticker Star dan Origami King, semakin menyimpang dari formula aslinya. Game-game ini telah menyederhanakan elemen RPG dan lebih fokus pada pemecahan teka-teki dan gameplay aksi. Sementara perubahan ini telah membawa penggemar baru ke seri ini, mereka juga mengasingkan beberapa penggemar lama yang merindukan kedalaman dan kerumitan game sebelumnya.
Transformasi dari ketulusan menjadi kecerdikan ini belum tentu merupakan hal yang buruk. Ini menunjukkan bahwa pengembang bersedia mengambil risiko dan bereksperimen dengan ide-ide baru. Namun, itu juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan seri Paper Mario. Apakah akan terus berkembang dan berubah, ataukah akan kembali ke akarnya?
Salah satu game yang menawarkan gambaran sekilas tentang apa yang mungkin terjadi adalah Bug Fables. Game indie ini, yang terinspirasi dari game Paper Mario orisinal, menangkap pesona dan kedalaman dari entri-entri awal dalam seri ini. Ini berfungsi sebagai pengingat tentang apa yang membuat Paper Mario begitu istimewa pada awalnya dan memberi harapan bahwa entri selanjutnya dalam seri ini dapat kembali ke akarnya.
Kesimpulannya, perjalanan Paper Mario dari ketulusan menjadi kecerdasan sangatlah menarik. Ini menunjukkan bagaimana waralaba yang dicintai dapat berkembang dan berubah seiring waktu, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Terlepas dari kemana perginya seri ini, jelas bahwa Paper Mario telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di dunia game.